Beragam Manfaat Ginje, Tapi Waspadai Juga Racunnya!

“Ginje” mungkin masih jarang diketahui kebanyakan orang di Indonesia.

Padahal, manfaat ginje telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional di negara-negara tropis Amerika maupun Asia1.

Ginje memiliki kandungan glikosida kardiak, senyawa yang berpengaruh pada kinerja jantung2.

Glikosida kardiak pun telah digunakan sejak dahulu sebagai obat untuk aritmia (gangguan irama jantung) dan gagal jantung.

Zat ini juga sering disebut steroid jantung3.

Tapi, senyawa daun Ginje ini justru bisa beracun jika dikonsumsi mentah-mentah4.

Nah, apa saja sebetulnya khasiat dan bahayanya daun ginje menurut riset ilmiah, ya?

Mengobati Penyakit Jantung

Ginje mengandung getah putih yang tersusun atas komponen kimiawi bernama thevetin.

Senyawa ini dapat digunakan sebagai stimulan jantung, tapi sangat beracun jika dikonsumsi dalam wujud aslinya (tanpa ekstraksi).

Selain thevetin, dalam ginje juga terdapat senyawa glikosida jantung yang bernama peruvosida5

Pada uji klinis yang dilakukan pada 1.600 orang, beberapa bentuk gangguan jantung ternyata dapat ditangani dengan peruvosida.

Glikosida thevetin juga secara efektif digunakan untuk kasus gagal jantung, namun dosis efektifnya mendekati dosis racun yang ada pada senyawa tersebut1.

Kedua zat tersebut ada pada ginje, karena itu ekstraknya banyak dimanfaatkan untuk mengobati penyakit jantung.

back to menu ↑

Obat Antiradang dan Antimikroba yang Efektif

Daun ginje banyak dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional dalam bentuk ekstrak metanolik, minyak, atau rebusan. Esktrak ini memiliki sifat antiradang dan antimikroba.

Jurnal Thevetia Peruviana: A Multipurpose Medicinal Plant–A Review menyebutkan bahwa air rendaman daun dan kulit pohon ginje dapat mengobati gangguan haid.

Sedangkan ekstrak daun ginje dapat mengobati sakit kuning, demam, dan cacingan.

Getah daunnya juga dapat digunakan sebagai obat tetes mata dan hidung untuk mengurangi nyeri kepala1.

back to menu ↑

Mengatasi Permasalahan Kulit

Berdasarkan penelitian, ekstrak daun dan kulit buah ginje mengandung zat antioksidan dan antiradang yang juga mampu menyembuhkan luka6.

Ekstrak dari rebusan daun ginje dan minyak zaitun yang dipanaskan hingga susut, dapat digunakan sebagai obat luar untuk mengobati gatal-gatal atau penyakit kulit lainnya4.

back to menu ↑

Mampu Melawan Bakteri

Kandungan antimikroba dalam ekstrak daun ginje yang dilarutkan dengan alkohol 95% pun sangat efektif digunakan untuk melawan bakteri-bakteri berbahaya seperti Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, dan Pseudomonas aeruginosa. 7

back to menu ↑

Berpotensi dalam Pengobatan Kanker

Daun, biji, dan sari dari sejumlah tanaman dari famili Apocynaceae seperti ginje, merupakan sumber utama kardenolida.

Kardenolida adalah senyawa glikosida kardiak alami yang berasal dari tanaman.

Sejauh ini, sekitar seperempat dari 109 kardenolida yang diteliti terbukti mampu mengatur aktivitas sel kanker dalam tubuh2.

Penelitian lain juga menunjukkan kandungan antiradang dan antioksidan yang tinggi pada ekstrak metanolik dari ginje memiliki potensi sebagai zat antikanker alami yang sangat berpengaruh pada aktivitas sel kanker8.

Namun, penelitian ini masih harus dikelola lebih jauh lagi untuk memastikan dosis dan ekstraksi yang tepat guna memanfaatkan ginje sebagai zat antikanker alami.

back to menu ↑

PERINGATAN

Bahaya Racun pada Ginje

Meskipun memiliki sejarah panjang dalam pengobatan tradisional, seluruh bagian tanaman ginje juga diketahui mengandung kadar racun yang sangat tinggi9.

Bagian paling beracunnya adalah inti bijinya (kernel).

Biji ginje yang menyerupai biji kemiri ini sangat rawan tertukar satu sama lain dan menyebabkan risiko sangat fatal.

Pada sebuah kasus, seorang pasien menderita keracunan parah akibat tidak sengaja mengonsumsi biji ginje untuk program dietnya10.

Karena bahaya inilah semua bagian tanaman ginje sangat dilarang untuk dikonsumsi mentah-mentah atau tanpa ekstraksi.

Gejala keracunan ginje biasanya berupa gangguan sistem pencernaan dan sistem syaraf seperti:

  • Mual
  • Muntah
  • Nyeri perut
  • Diare
  • Denyut jantung lemah
  • Denyut jantung tidak beraturan
  • Kegagalan sistem konduksi jantung
  • Kematian11

Cara penanganan keracunan ginje adalah dengan merangsang untuk muntah, cuci lambung (gastric lavage), penggunaan obat cuci perut, atau dengan cara-cara pertolongan darurat lainnya.

Namun, untuk keamanan, sebaiknya segera hubungi petugas medis dan bawa pasien ke rumah sakit.

back to menu ↑

KESIMPULAN

Senyawa glikosida kardiak alami pada daun ginje menjadikan tanaman ini sangat multiguna untuk mengobati berbagai penyakit, tidak hanya untuk jantung.

Kandungan zat antioksidan, antiradang, dan antimikroba yang ada pada ginje menjadikan tanaman ini banyak digunakan dalam ilmu pengobatan tradisional.

Meskipun demikian, kandungan senyawa tersebut juga bisa menjadi racun yang sangat mematikan jika dikonsumsi secara sembarangan.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa konsumsi daun ginje mentah tanpa proses ekstraksi sangat berbahaya.

Penelitian terhadap daun ginje ini masih terus dilakukan. Oleh karena itu, belum benar-benar ada patokan baku terkait dosisnya secara akurat.

Jika Anda ingin memasukkan daun ginje dalam terapi pengobatan Anda, konsultasikan dulu dengan dokter atau pakar herba untuk memastikan keamanannya.

Referensi
  1. https://www.researchgate.net/publication/319612471_THEVETIA_PERUVIANA_A_MULTIPURPOSE_MEDICINAL_PLANT-_A_REVIEW[][][]
  2. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/27167183/[][]
  3. http://jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/viewFile/22117/pdf[]
  4. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6033956/[][]
  5. https://www.researchgate.net/publication/290983975_A_Review_on_Thevetia_peruviana[]
  6. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29034202/[]
  7. https://www.researchgate.net/publication/319612471_THEVETIA_PERUVIANA_A_MULTIPURPOSE_MEDICINAL_PLANT-_A_REVIEW[]
  8. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28464893/[]
  9. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5170073/pdf/indmedgaz70184-0021.pdf[]
  10. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32917446/[]
  11. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/24469562/[]
Share this:
Srikaya.id
Logo